,
Lagi rajin nulis di blog, jadi nge-push diri buat ikut nulis serempak dari Blogger Bengkulu selama satu minggu. Yes, I can !
Kali ini temanya tentang pengalaman horor yang pernah saya alami...wah bingung dong saya, secara Alhamdulilah jarang banget dan kalaupun iya tidak ada yang terlalu berkesan pengalaman horor yang saya alami. Wong saya ini penakut, mesti menghindar yang horor-horor Khan , walaupun kadang-kadang kepo juga.
Bicara tentang horor , saya jadi teringat 4 tahun yang lalu, saat saya dan keluarga (adik-adik saya) dan keponakan kesayangan saya, kakak Azizah , yang waktu itu baru berumur 9 bulan, jalan-jalan ke Puncak, mau ke Taman Safari. Nah karena waktu itu habis lebaran, otomatis ke puncak macet total, jalurnya buka dan tutup. Rencana dari puncak kita mau ke Waterboom Jakarta, jadi kita menginap dua malam di Puncak, Bogor, biar ga capek di jalan. Soal nya masuk dan keluar jalur puncak selalu macet.
Musim liburan lebaran, otomatis hotel penuh, kita cari sewa villa yang bertebaran di Bogor, Alhamdulillah dapat villa dekat dengan taman safari untuk menghindari macet masuk Taman Safari nya. Awalnya saya pikir, itu villa biasa saja seperti di Bandung, ternyata untuk ke gerbang villa nya kita harus melewati kebun singkong yang lumayan luas. Jalan nya mulus, tapi suasanya lumayan serem juga, apalagi kita sampainya sudah Maghrib. Karena kita ramai, ya dibawa enjoy aja, walaupun saya sudah mulai takut, maklum insting takut saya mulai bangkit.
Dan saat sampai ke villa nya, wow..luar biasa. Villa nya cantik, seperti rumah adat keraton, ada halaman rumput, ada ring basket , kelinci, dan kebun bunga. View-nya arah kota Bogor dan dekat dengan Taman Safari. Ada rumah penjaga nya juga. Ruang tamunya luas banget. Pas masuk ke rumah, kita di suguhi ubi goreng dan teh hangat oleh penjaganya.. Alhamdulillah lumayan ganjel perut.
Ada 3 kamar tidur, namun yang boleh di pakai hanya dua kamar tidur, satu yang di bawah, satu lagi di lantai atas yang tempat tidur besarnya ada dua. Saat kita masuk kamar di bawah itu ada keris di dinding kamar, kita mulai cemas..waduh....insting saya mulai bilang lebih bagus tidur di luar saja. Kamar bagian atas lebih sedikit menyeramkan. Adik saya sampai bilang jadi ingat film-film Suzanna...dan dia pun ngacir turun ke bawah. Kita berempat beradik, ditambah adik ipar dan supir, tak ada yang mau tidur di kamar. Pada rebutan tidur di ruang tamu yang sofanya lumayan lah buat tidur.
Sebenarnya,rumah itu arsitektur nya seperti yang saya inginkan kalau punya rumah, namun karena emang belum terbiasa, dan bukan rumah sendiri, ditambah lagi ada keris trus dupa membuat kita langsung berpikir film-film horor. Semua pada rebutan tidur di sofa, dan saya dapat posisi di depan tv, namun dekat dengan tangga ke atas. Adik saya yang bungsu tidur di sofa yang depan tangga. Kita semuanya takut namun adik saya dan supir sudah letih, jadi ya malam itu maksa kan diri menginap, toh cuma malam itu aja, kalau ada apa-apa ya tinggal melarikan diri.
Benar.... Tengah malam, kedengaran ada yang naik tangga (tangga nya terbuat dr kayu jati, jadi kalau naik dan turun kedengaran ). Saya bangun, pikir siapa yg naik tangga eh lihat sudah pada tidur semua, Azizah pun nyenyak tidurnya. Dan saya pun jadi takut sendiri, siapa yang naik turun tangga ya? . Baca doa, maksa penjam mata dan tutup telinga, bodo ah siapapun itu ..yang penting tidak mengganggu saya dan keluarga.
Besok pagi nya, adik saya yang bungsu bilang, ada suara seperti orang naik turun tangga tapi tidak ada orangnya, trus di lantai atas ada yang berlari-lari. Dia yang berani pun jadi takut, dan pindah tidur. Jadi, malam itu bukan hanya saya yang dengar, tapi adik saya pun dengar. Kata adik saya yang cewek, dia dapat posisi tidur di kasur kursi dekat pintu teras, di depan pintu teras seperti ada yang mendorong guci besar, jadi dia mau pindah ke dekat saya pun ga berani. Nahan diri, pejam mata dan tutup telinga.
Mungkin karena kita tidak biasa jadinya merasa horor sendiri. Pagi hari kita dapat breakfast nasi goreng dengan lauk pauk yang lengkap, ada ayam goreng...kalau soal pelayanan, villa itu memuaskan. Sempat adik saya cerita ke penjaga nya, dan penjaganya bilang ga apa-apa, tidak menganggu mereka. What? Kenapa baru bilang pagi ini? Kalau di bilang malam, mungkin kita semua sudah kabur kali ya hahahahaha.
Di rumput villa itu, kakak Azizah bisa berjalan tampa pegangan tangan, di villa itu juga saya merasakan seperti masuk ke rumah impian saya, soal yang horor di skip saja wkwkwkw namun kalau di suruh ulang nginap di sana lagi, mikir-mikir dulu saya.