Me and TDA Bengkulu
- rumbengks - Saat Webinar " Adaptasi Bisnis di Era pandemi" bersama pengadaian dan BCA, saya ingat satu kalimat dari salah satu narasumber nya, yaitu Pengusaha itu artinya orang yang berusaha, jadi kalau mau menjadi pengusaha, ya berusahalah. Jadi kepikiran dengan beberapa arti kata:
Pejabat adalah orang yang menjabat suatu jabatan
Pekerja adalah orang yang bekerja
Pelayan adalah orang yang melayani
Penulis adalah orang yang menulis
Pengurus adalah yang mengurus sesuatu
Benar kah?
Menjadi pengurus sekaligus pelayan suatu komunitas itu butuh niat yang tulus dan positif thinking, yaaaa semuanya tergantung niat. Kalau niatnya baik maka hasilnya pun baik, kalau niat nya sudah salah, ndem...no comment dah.
Assalamualaikum wr wb
Hai teman-teman rumbengks,
How are you?.
Semoga selalu sehat, bahagia dan tetap bersyukur atas semua karunia yang Allah SWT berikan kepada kita ya..aamiin
Beberapa hari yang lalu, saya ketemu sahabat yang sama-sama bergabung di salah satu komunitas bisnis terbesar di Indonesia, Komunitas TDA yang ada perwakilannya di Bengkulu, TDA Bengkulu. Beliau cerita lebih tepat nya curhat sedih apa yg beliau rasakan dalam komunitas TDA, mungkin karena sayanya ga ada di dalam atau ga tahu kenapa. Intinya kakak ini, Ngerasa di cuekin, di anggap ga ada artinya karena bisnisnya masih kecil, trus serasa di beda2 in, ada kelompok2 tersendiri dalam TDA Bengkulu, dan masih banyak lagi curhatnya saya lupa, jujur saya jadi bingung apakah hanya dia saja atau semua member baru TDA BENGKULU nngerasain juga? Kalau saya sih karena memang sengaja belum upgrade member, jadi belun bergabung di grup member silver TDA Bengkulu, maaf tidak tahu apakah yang dia curhatkan benar atau hanya perasaannya saja?.
Beliau juga menanyakan banyak hal, salah satunya apakah komunitas Bisnis TDA itu begitu ya? Apakah menjadi pengurus TDA itu ada prestise tersendiri ya mba? Kok bisa mba dewi jadi inisiator TDA Bengkulu? Tapi seperti dicuekin ma pengurus dah?
Maafkan saya ya mba, asli pas ditanya begitu pingin ketawa, ya tuhan...dia ga tahu apa yang saya rasakan saat jadi pengurus TDA Bengkulu dulu ya, saat awal memperkenalkan TDA di Bengkulu? ...saya ga bakalan bahas itu, biar jadi amal tersendiri saja.
Karena kemarin saya ga sempat jelasin, izinkan saya balas lewat blog ya, biar ga ada lagi yang tanya dengan pertanyaan yang sama, trus biar saya ga capek jawab nya .
1. Apa itu Komunitas TDA
Komunitas Tangan Di Atas atau disingkat TDA adalah suatu komunitas yang beranggotakan para wirausahawan muda dan orang-orang yang berminat dengan dunia entrepreneurship.
Komunitas Bisnis Tangan di Atas (TDA) berawal dari sebuah blog tentang bisnis yang ditulis oleh pengusaha Roni Yuzirman, pemilik produsen pakaian jadi ManetVision.
Pada tanggal 22 Januari 2006 para pembaca blog yang terinspirasi oleh tulisan-tulisan Roni Yuzirman kemudian mengadakan talkshow yang menjadi tonggak awal berdirinya sebuah komunitas bisnis yang diberi nama Komunitas Bisnis Tangan di Atas (TDA).
Jadi, sejarahnya Komunitas TDA itu didirikan pada Januari 2006 oleh Badroni Yuzirman dan 6 pengusaha lainnya. Sampai 2017 telah bergabung tidak kurang dari 15.000 member TDA dan di antaranya terdapat lebih dari 6.000 member terdaftar.
Di tahun 2013, TDA telah hadir di 61 kota di seluruh Indonesia termasuk TDA Bengkulu, dan di 4 negara, yakni TDA Singapura, TDA Hongkong, TDA Mesir, dan TDA Australia.
2. Komunitas TDA Bengkulu
Komunitas TDA masuk ke Bengkulu September 2015 di acara TDAcamp se-Sumbagsel di Lampung.
Tujuannya agar para pelaku usaha di Bengkulu bisa go Internasional, dan Bengkulu bisa dikenal banyak orang menjadi kota kreatif dengan pariwisata 10 besar terbaik dunia. (Cieee mimpi saya di tahun 2015 emang seperti anggota dewan saja) oleh karena itu Bengkulu butuh "kendaraan" yang sudah Go Internasional, yaitu komunitas TDA, yang sudah ada hampir di wilayah Indonesia, dan saat itu sudah ada di mancanegara.
|
Perjalanan TDA Bengkulu |
3. Bangga menjadi Pengurus TDA Wilayah?
Saya mah Bangga menjadi member TDA kakak, kalau jadi pengurus? Hm....sepengetahuan saya, teman-teman di daerah lain kalau bisa memilih, maunya jadi team hore, belajar banyak tentang upgrade bisnis dan diri, jadi member saja.
Ga gampang kakak jadi pengurus di komunitas TDA, karena kita melayani sejuta tipikal orang tampa di gaji atau kadang malah ga di hargai, dan kadang malah kita lupa dengan bisnis kita. Saya ingat banget, menjadi pengurus TDA itu harus ingat prinsip kebaikan akan menghasilkan kebaikan, apa yang kita tanam itu yang akan kita dapatkan. Taking Giving
Ketika saya waktu itu di amanahkan jadi salah satu pengurus TDA Bengkulu, it is hard and fun, sulit karena amanahnya besar banget dan jujur harus kuat mental karena kita ga bisa menyenangkan semua orang, kita ga bisa memaksa orang untuk menyukai kita.
Bahagia, karena bisa kenalan banyak pengusaha2 hebat baik di Bengkulu ataupun di Indonesia, punya banyak saudara hampir di seluruh wilayah Indonesia, bahagia melihat bisnis teman yang aktif ikut TDA, bisnisnya pun upgrade dan bisa bermanfaat buat banyak orang. Balik lagi, semua tergantung niat.
Dan maafkan ya kakak, jika kemarin saat acara ada ngerasa kurang berkenan atas sikap kami, percayalah mungkin itu tidak sengaja karena kesibukan para pengurus TDA Bengkulu agar acara berjalan dengan baik.
4. Kenapa saya jadi inisiator TDA di Bengkulu?
Mungkin ini karena takdirnya Allah SWT, dan mungkin juga Allah SWT mengizinkan saya jadi inisiator TDA Bengkulu. Yang saya tahu waktu itu niat saya, sebelum bertemu TDA agar Bengkulu (kota kelahiran keponakan saya) bisa dikenal banyak orang.
Bayangkan kalau ada yang nanya
A : "Kamu dari mana?"
B : "Dari Bengkulu"
A : "Bengkulu itu Kalimantan bagian mana?"
What?.. #####** itu adalah pertanyaan yang sering banget ditanya mayoritas teman-teman saya di pulau Jawa, kadang kalau saya malas buat jelasin ya suka bilang saya dari Padang, baru deh mereka ga nanya lagi. Moga-moga sekarang sudah banyak tahu kalau Bengkulu letaknya di Pulau Sumatera, punya keindahan alam yang Amazing, pantai nya panjang dan dihiasi pohon bakau serta cemara, jalan yang berliku, dan kopi yang nikmat.
Ke Bengkulu tampa minum kopi, seperti makan sayur bayam tampa garam dan sasa.
Niat awal saya hanya ingin Bengkulu dikenal banyak orang, jadi tidak sengaja mentwitter president komunitas TDA yang terpilih di awal tahun 2015, bapak Musthofa Romdloni, cuma iseng nanya " Kapan ya TDA ada di Bengkulu?" Eh malah di respon luar biasa, diminta untuk membangun TDA Bengkulu dan saya sempat ngajak beberapa teman, tapi karena mereka sibuk, jadilah saya sendiri yang ikut berangkat TDACamp di Lampung (waktu itu salah satu persyaratan untuk membangun TDA di Bengkulu) . Dan jadilah TDA Bengkulu.
Berharap dengan adanya TDA bisa memberikan keberkahan positif untuk perkembangan bisnis teman-teman di bumi Raflessia. Balik lagi, semua tergantung niat.
Di cuekin oleh pengurus TDA Bengkulu sekarang? Apa iya? Hahahaha mungkin karena saya duduk di belakang saat acara kemarin ya?
Enggak lah, mereka perhatian kok mba, buktinya saat itu, pada minta saya duduk di depan, namun saya lebih suka duduk di belakang. Dari dulu kalau ga urgensi, ya saya sangat jarang duduk di depan sekali walaupun tamu undangan, ga betah-an saya nya. Mungkin juga karena kebiasaan event organizer, bawaannya suka duduk-duduk manis dari belakang.
Dihargai atau tidak ya itu urusan mereka dan itu sudah di luar kendali saya, jadi ga usah terlalu dipikirkan. So begitu juga buat mba yang ngerasa ga dihargai, ya biarkan saja. Yang penting kitanya tetap menghormati mereka.
5. Teman-teman TDA memandang sebelah mata terhadap kakak dan bisnis kakak?
Don't be sad, La Tahzan sahabat.
Seperti kata mentor saya, ini adalah satu komunitas dimana banyak manusia dengan tipe yang berbeda, dan beragam usia, beragam sifat.
Berkomunitas itu untuk mengasah mental dan skill diri menjadi lebih baik lagi. Tidak usah merasa rendah diri, atau malu dengan bisnis yang ada, yang penting kita fokus dalam menjalaninya.
Lah saya waktu awal gabung dengan TDA, bisa dibilang saya ga ada bisnis, soalnya waktu memutuskan pindah ke Bengkulu, toko baju saya serahkan ke adik saya, dan saya hanya nerima keuntungan saja, saat awal bergabung di TDA, saya lagi di titik jenuh berdagang baju, dan memutuskan untuk mulai jualan online, itupun kalau lagi mood.
Rendah diri? Saya pernah merasakan Saat datang ke tdacamp sesumbagsel ditahun 2015 , takut ga di sambut dengan baik oleh teman2 TDA secara bisnis mereka sudah mapan dan berhasil. Namun, saat pertama bertemu dengan teman-teman TDA di TDAcamp sumbagsel, sambutan mereka luar biasa, jadi seperti keluarga, respect mereka terhadap niat saya untuk bawa TDA ke Bengkulu luar biasa, fully support dan itu membuat saya jatuh cinta dengan TDA.
So, di komunitas TDA ga ada namanya memandang rendah bisnis seseorang apapun itu asal halal dan berkah, di komunitas TDA juga ga ada yang meremehkan orang yang bangkrut, malah kadang kita belajar dari pengalaman itu, dan juga di komunitas TDA tak ada pemaksaan untuk ini dan itu, semuanya diminta kerelaan saja, keikhlasan dalam action, semuanya berawal dari niat.
Komunitas TDA bukanlah komunitas profit namun komunitas bisnis berbasis sosial dan punya landasan hukum, komunitas yang dibangun bertujuan untuk membantu para membernya belajar agar bisa upgrade bisnis nya , membantu yang ingin mulai berbisnis untuk menjadi pengusaha. Misi TDA itu, komunitas pengusaha yang memiliki kontribusi positif untuk peradaban. Selain itu, tolong diingat bahwa Komunitas TDA juga punya value, dan berharap semua member terutama pengurus TDA Bengkulu berusaha untuk memahami dan belajar mempunyai value TDA (termasuk saya).
Apalagi ya pertanyaannya, maafkan saya lupa, dan Mohon maaf jika ada kata-kata di blog saya yang salah, mohon maaf jika selama ini saya terkesan tidak peduli, karena sejujurnya saya terlalu peduli dengan TDA.
Ingat, ketika ada rasa kurang nyaman saat berkomunitas atau berbisnis, ingatlah pesan babe Jamil Azzaini
"JANGAN TERLALU FOKUS DENGAN HAL YANG DILUAR KENDALI KAMU. Dan JANGAN SAMPAI KEBAHAGIAAN MU DISERAHKAN PADA MULUT ORANG LAIN"
Salam penuh cinta
- Dewi Sudirman -
Happiness & lovefullness Blogger
Masya Allah keren mbk dewi.kaget jg ya ada yg bilang kek gitu. Aku jodoh dengan tda saat aku benar2 down. Banyak banget omongan negatif, bisnis down jg.
BalasHapusAlhamdulillah begitu gabung di tda, semangat bangkit lagi. Krna selalu ikut yg namanya workshop. Disanalah teras diri ini babak belur ditampar coach2 hebat. Hahaha
Iya kak, benar itu. Kalau aku Tda adalah keluarga, jadi ya seperti keluarga yang ada saat kita jatuh dan saat kita sukses yangbpaling aku suka kalau sdh ada acara nasional, selain emang ingin belajar bisa ketemu dengan teman2 se Indonesia.
HapusAssalamu'alaikum MBA dewi,,,, pas workshop Kirk aq sempat kok liat MBA sm MBA dwi di belakang lg ngobrol, trus sempat bilang jg ke teman sebelah geserin dong Joda Karen ya, biar MBA ber2 nyicipin jg products aq,,, 😁 kita jg sempat foto bareng kok MBA pas akhir acara,,, Dr awal gabung TDA 2/3 tahun yg lalu, ugh tahu klu MBA dewi pendiri TDA bengkulu, cm mmg klu acara2 MBA jarang keliatan,,, 😁 tapi klu boleh curhat jujur lho MBA aq pribadi mmg merasa klu di TDA klu kt gak punya genk kayak nya di cuexin deh,,, puncaknya hebboh Ada teman2 yg share arisan, mengatas namakan TDA, Dan alih2 Ada hahaha TDA kids. Sebenarnya aq Utah tahu lama mereka punya kelompok arisan, cm ada salah Saturday Dr mereka yg bilang ke aq jgn ngomong2 ke yang lain, krn dia jg di ajak & kata mereka2 gak usah ajak2 yg lain lagi. Jadi krn banyak yg liat sharan itu, teman2 anggota TDA yg lain banyak yg kecewa. Yang dirasakan Ada gap antara pengurus n the genk dengan anggota yg biasa,,,, maaf MBA ini cm curahan hati aja,,, jadi keliatan lebay,,,, 🙏🙏 salam akrab MBA, Dr Erni kang Sosis & Sarden homemade,,,, 😁😁
BalasHapusKerenn mb dewi.. Panutan.. Bimbing kami yg masih muda2 ini dan baru di UMKM Bengkulu.. Selalu suport kami ya mb dewi...
BalasHapus